
2020年09月11日, taman Mitsudadaike, Kitakyushu, Jepang.
Dalam sholat Jumat siang tadi, khatib mengingatkan jamaahnya dengan sebuah hadits yang (bagi saya) luar biasa.
Dari Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda:
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ
“Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba pada Hari Kiamat, sehingga ditanyakan tentang (empat perkara):
Pertama: Tentang umurnya dihabiskan untuk apa,
Kedua: Tentang ilmunya diamalkan atau tidak,
Ketiga: Tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan ke mana dia habiskan,
Keempat: Tentang tubuhnya, capek / lelahnya untuk apa.”
[HR Imam At-Tirmidzi dalam Sunan-nya dan Tirmidzi rahimahullah mengatakan hadis ini Hasan Shahih]
Renungan pribadi
Saat kuliah S3 yang selalu dikejar dan ditanyakan oleh sensei adalah progres riset, data riset, dan sejenisnya. Sampai kadang berusaha menghindar untuk bertemu muka langsung dengan sensei, saking ga siap dengan pertanyaan ini. Belum lagi puncaknya saat sidang disertasi, yang sejatinya mempertanggung jawabkan apa yang telah dilakukan selama menempuh program doktoral dan bagaimana capaiannya dalam bentuk karya tulis ilmiah. Itu semua tentu membuat pusing luar biasa. Belum saat menghadapi mesin yang rusak, atau kehabisan ide sehingga kadang pada satu titik riset mengalami kemandekan. Padahal yang dipertanggung jawabkan hanya satu dari sekian banyak aspek dalam kehidupan.
Lalu di padang makhsyar nanti setidaknya ada 4 aspek yang akan dimintai pertanggung jawabannya secara mendetail: umur, ilmu, harta, dan tubuhnya. Kira-kira mau nyiapin jawaban apa di hari yang saat itu bukan mulut yang berbicara, tapi anggota tubuh langsung yang menjadi saksi? Kalau sidang disertasi masih bisa mengelak melalui lisan, “sidang” nanti udah ga ada kesempatan lagi.
Maka, seandainya besok Allah masih beri kita nikmat usia, itu tandanya kesempatan untuk memperbaiki diri dan mengumpulkan pundi-pundi pahala masih terbuka lebar. Jangan sia-siakan kesempatan. Kuy ah.
#RenunganMalam