
Sumber asal tulisan di sini dengan penyesuaian.
Empat almamater sekaligus destinasi perantauan. Destinasi perantauan pertama adalah Kuningan, trus ke Bandung, berlanjut ke Korea, dan sekarang di Jepang. Total 22 tahun sudah menapaki jalur pendidikan yang tampak berbeda.
Enam tahun pertama bergelut dengan ilmu-ilmu syar’i, baik dari kitab ‘gundul’ maupun ‘gondrong’, dan dari kitab kuning maupun fotokopian. Berlanjut dengan belajar dasar-dasar ilmu alam di Bandung selama 4 tahun. Lanjut dengan mengasah kemampuan berfikir, menganalisa dan memberi kontribusi pada perkembangan dunia sains dan teknologi selama 10 tahun di 3 tempat berbeda, 2 diantaranya kampus dan satu lainnya perusahaan sebagai peneliti (2012-2014).
Walaupun terlihat non-linear dan tidak nyambung, tetapi Alhamdulillah ada banyak pengetahuan termasuk budaya bangsa, bahasa dan teman didapat. Bumi Allah mana lagi yang akan ditapak selanjutnya? Hmmm… まだ わからない,아직 모르겠어. Dimanapun itu dan apapun jadinya nanti, semoga tetap bisa memberikan kontribusi positif untuk umat manusia.
Wahai para Santri. Janganlah berkecil hati karena statusmu sekarang adalah santri. Karena sejarah mengatakan bahwa santri punya kontribusi riil pada kemerdekaan negeri. Maka ke depan santri pun harus memiliki kontribusi pada pembangunan negeri. Baik sektor pembangunan manusia, teknologi, ataupun politik dan ekonomi. Terlepas dari apapun status dan profesimu nanti.
Selamat hari santri.